Selasa, 17 November 2009

Sejarah Silat dan Peranannya Sebagai Alat Perjuangan Bangsa (Bagian 1)

Senin, 18-08-2008 08:10:12 oleh: Kiki Rizki Noviandi
Kanal: Gaya Hidup
Sejarah Silat dan Peranannya Sebagai Alat Perjuangan Bangsa (Bagian 1)

Pencak silat tidak diragukan lagi merupakan salah satu budaya bangsa yang sangat berperan dalam sejarah perjuangan bangsa ini dari sejak jaman kolonialisme sampai jaman perang kemerdekaan. Tulisan ini di buat dalam rangka memperingati 63 tahun kemerdekaan Indonesia dan sebagai pengantar atas acara Wikimu on air yang disiarkan oleh D-Radio 103.4 FM pada tanggal 18 Agustus 2008 jam 10.00 - 11.00.
Awal mula

Sejarah mencatatat bahwa manusia mengembangkan kemampuan beladiri untuk bertahan hidup, kemampuan beladiri ini sudah ada sejak zaman dahulu kala. Beberapa aliran kuno di nusantara memiliki hikayat dan metos bagaimana aliran itu di ciptakan yang sebagian besar nenek moyang kita belajar beladiri kepada binatang atau mengikuti tingkah polah binatang (seperti pada mitos silat cimande, silat bawean, silat melayu). Sebagian besar di lukiskan belajar pada tingkah binatang seperti monyet, macan, ular dan burung.

Beladiri pada perkembangannya digunakan pula sebagai alat untuk memperluas kekuasaan dan mempertahankan kedaulatan kelompok masyarakat yang pada akhirnya pemahaman dan penguasaan beladiri dan kesaktian menjadi sarat untuk menentukan posisi sosial dan politik di masyarakat kala itu. Demikian pula dengan kerajaan - kerajaan di nusantara dimana beladiri ini di ajarkan di lingkungan terbatas dan tidak di ajarkan secara bebas kepada masyarakat umum.

Tercatat kerajaan kerajaan seperti Sriwijaya dan Majapahit kala itu memiliki bala tentara yang sangat cakap dalam berperang dan ahli dalam beladiri sehingga bisa memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas pada jamannya. Demikian pula dengan kerajaan Sunda Pajajaran yang tercatat pernah mengalami pertikaian dengan Majapahit pada kasus Puputan Bubat dimana tercatat dalam sejarah semua pengiring putri Pajajaran bertempur sampai darah penghabisan dengan menggunakan paling tidak 7 jurus silat yang di kuasai para pasukan Pajajaran kala pertempuran Bubat terjadi.
Pengajaran silat

Pencak silat mulai berkembang dan melembaga sebagai salah satu mata pelajaran pada masa itu hanya di ajarkan di lingkungan keraton dan lembaga mandala. Di keraton dan istana silat diajarkan pada lungkungan keluarga istana, penggawa sampai pasukan perang. Sedangakan di mandala, silat dan ilmu kebatinan di ajarkan para pendeta dan rohaniawan kala itu, rakyat jelata tidak bisa belajar beladiri begitu saja. Ada status social dan ada aturan yang membatasi penyebaran ilmu beladiri dan kanuragan pada masa itu.

Pada masa awal islam masuk ke bumi nusantara kebiasaan pengajaran beladiri di wiyatamanda ini dilanjutkan, dengan mengajarkan juga silat dan beladiri di lingkungan pesantren guna membantu penyebaran agama islam kala itu. Sehingga akhirnya rakyat bisa mendalami pencak silat ini dan peranan pesantren dan kerajaan islam kala itu sangat besar dalam membantu penyebaran silat di nusantara.

Kebiasaan ini melekat sampai sekarang, budaya solat dan silat masih di pegang teguh pada silat betawi dan Sumatra, kebiasaan berlatih silat di halaman surau setelah shalat isya sampai jam 24 malam menjadi hal yang biasa. Keterikatan antara guru dan murid disimbolkan dengan pengangkatan anak sasian pada silat minang, dimana murid di angkat sebagai anak dari guru. Istilah "lahir silat mencari kawan dan bathin silat mencari tuhan" menjadi sangat popular di tanah minang. Bahkan tinggal di surau dan bersilat sudah merupakan ‘Live Style' bagi para pemuda minang kala itu.
Masa kolonialisme

Silat mulai digunakan sebagai alat perjuangan ketika masa kolonialisme, dimulai dengan pengusiran pasukan Portugis dari Batavia oleh pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahilah, tercatat puluhan ribu pasukan dari mataram, Cirebon dan sekitarnya bergerak guna menghalau pasukan Portugis dari Batavia.

Belum lagi perjuangan masyarakat Banten dalam mengusir Belanda yang menghasilkan kebudayaan Debus. Kebudayaan ini dulu di gunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri pasukan Banten dalam melawan pasukan Belanda. Pertempuran antara Banten dan Belanda ini berakhir setelah Belanda melakukan politik adu domba yang mengakibatkan ratanya istana kerajaan Banten.

Perjuangan melawan kolonialisme tidak luput dari penggunakaan silat sebagai alat untuk membela bangsa kala itu, tercatat pertempuran yang paling besar dalam sejarah kolonialisme belanda adalah perang Diponegoro yang menyebabkan kebangkrutan dari VOC.

Kyai Mojo yang merupakan guru sekaligus penaset spiritual Pangeran Diponegoro berhasil ditangkap oleh Belanda dan di buang ke daerah Tondano di Sulawesi utara. Di Tondano ini beliau tinggal di daerah Jaton (Jawa Tondano) beserta para pengikutnya yang kemudian mengajarkan pelajaran agama dan beladiri pada masyarakat sekitar yang sampe saat ini masih dilestarikan dan dikenal dengan Silat Tondano yang sampai sekarang masih di kembangkan dengan nama "Perguruan Satria Kyai Maja".
http://www.wikimu.com/news/displaynews.aspx?id=10070

Senin, 16 November 2009

9 Warga Asing Belajar Pencak Silat di Paruyukan
Andri Haryanto - detikBandung



Bandung - Pencak silat ternyata memiliki daya tarik tersendiri bagi orang asing. Terbukti dengan banyaknya orang asing yang ikut belajar pencak silat di Padepokan Paruyukan pimpinan Yon Suparman ini.

Dari 20 orang murid di Padepokan Paruyukan, 9 di antaranya adalah bukan penduduk probumi. Empat orang berasal dari cekoslovakia, 2 orang asal Prancis, 1 orang Cina dan 3 orang Brazil.

Dalam acara ruwatan bumi yang digelar di Bukit Pakar Raya Timur, tampak juga orang asing yang tengah beraksi pencak silat. Mereka adalah dua orang mahasiswa Tekhnik Industri ITB asal Cekoslovakia Martin (28) dan Ales (24).

Keduanya mengaku menyenangi pencak silat. Martin mengatakan sebelumnya dia pernah belajar kungfu namun dia mengaku pencak silt memiliki perbedaan dari ilmu bela diri yang pernah di pelajari sebelumnya.

"Bukan saja fisik tapi jiwa spiritual di ajarkan dalam pencak silat," tutur Martin.

Senada dengan Martin, Ales pun mengaku senang bisa mempelajari ilmu pencak silat. Mereka harus menempuh waktu selama 13 bulan untuk mempelajarinya.

"Ke depannya ingin belajar debus walaupun belum pernah lihat dan hanya mendengar," ujar Ales.



Ayo ngobrol seputar Kota Bandung di Forum Bandung.

Teknik dan istilah Pencak Silat Nasional

Teknik dan istilah Pencak Silat Nasional


1. Kuda-kuda
Jenis bobot kuda-kuda ; kuda-kuda berat, kuda-kuda sedang, kuda-kuda ringan.
Jenis bentuk kuda-kuda; kuda-kuda depan, belakang, tengah dan samping.
Jenis bentuk kuda-kuda
Terbuka dan tertutup yaitu 12 sikap pasang
2. Langkah
Jenis arah langkah; langkah lurus, langkah samping dan langkah serong.
Teknik langkah; langkah angkatan, geser, seser dan lompatan.
3. Serangan Tangan
Jenis pukulan; pukulan depan, pukulan samping, pukulan sangkol, pukulan lingkar.
tebasan, tebangan, sangga, tamparan, kepret, tusukan, totokan, patukan, cengkraman, gentusan, sikuan, tabrak, dobrakan
4. Serangan kaki
Jenis tendangan; lurus, tusuk, kepret, jejak, gajul, T tumit, T telapak kaki, T sisi luar telapak kaki, celorong, belakang, kuda, taji, sabit, baling, hentak bawah, gejug.
Sapuan kaki
Jenis teknik sapuan; sapu tegak, sapu kepret, sapu rebah, sapu sabetan, sapu beset.
Dengkulan
Jenis teknis dengkulan; dengkul depan, dengkul samping luar, dengkul samping dalam
Guntingan
5. Tangkapan
6. Kuncian
7. Bantingan
8. Jatuhan
9. Belaan tangkisan; tepis, gedik, kelit, siku, jepit atas, potong, sangga, galang, kepruk, kibas, lutut, tabrak.
Hindaran: elakan, egosan, kelitan
dari : http://sukan-sriaman.blogspot.com/2007/12/teknik-dan-istilah-pencak-silat.html